12 November, 2011

Dibalik Kecantikan Prambanan

Pernah saya berfikir apa sih hebatnya Indonesia? teknologi tertinggal, ekonomi kalah sama negara lain, pendidikan kita terpuruk, korupsi merajalela, dll. pokoknya kalau saya membandingkan Indonesia dengan negara lain kayaknya negara ini tidak layak dibanggakan.
Bahkan saya sering berfikir nenek moyang kita, tidak suka berfikir ilmiah sukanya berfikir mitos dan mistis. Bandingkan saja pada abad 17 newton sudah menemukan teori grafitasi hanya gara-gara dia melihat apel jatuh, di jaman sekarang ini di Indonesia kalau ada yang melihat buah jatuh yang difikirkan bukan kenapa buah itu bisa jatuh tapi yang dipikirkan adalah apakah ada yang melihat apa tidak? kalau tidak ada yang melihat maka buru-buru diambilnya buah itu untuk dimasukkan kedalam saku.
Hari ini sabtu 12/11/2011 kami peserta diklat Mathematics Mobile learning (MML) jalan-jalan ke candi prambanan untuk melihat apakah ada matematika yang dapat dieksplor di sana. Ternyata sungguh indah candi prambanan itu, konsep arsitekturnya yang simetri, bentuk bangunannya yang indah menjulang tinggi, struktur bangunannya yang begitu kokoh, membuat saya berfikir bahwa nenek moyang bangsa kita bukan orang yang bodoh.
Dengan segala keterbatasan pada waktu itu mereka dapat membuat candi secantik dan semegah itu. Tidak terbayangkan oleh saya bahwa pada jaman itu mereka sudah bisa menggunakan ilmu ukur ruang dengan baik. Batu yang bermacam-macam bentuknya disusun rapi dengan sangat sempurna sehingga batu-batu itu membentuk sebuah struktur bangunan yang kokoh namun tetap indah. tidak mudah untuk bisa mengukur batu dengan panjang tertentu tinggi tertentu dipotong dengan bentuk tertentu yang akhirnya kalau disusun dengan batu lain dapat membentuk sebuah bangunan yang seindah itu. Butuh ilmu dan ketelitian yang tinggi untuk bisa melakukannya. 
Dari situ saya berfikir bahwa bangsa ini sebenarnya bangsa yang hebat, buktinya pada abad IX masehi nenek moyang kita sudah mengenal matematika dengan baik pada masa itu.
Kalau kita lihat denah lokasi candi prambanan tampak bahwa mereka telah merencanakan dengan sangat matang pembuatan candi ini. Bangunannya disusun begitu simetris dengan penataan yang sangat akurat. Untuk bisa menata bangunan seperti itu dibutuhkan ilmu ukur dan ilmu perhitungan yang baik.
Kalau kita lihat menara candi terbesar di Prambanan yaitu Shiva kita dapat melihat bahwa pembuatan candi ini benar-benar menggunakan ilmu ukur yang sangat akurat, mereka harus mengukur dan memotong berbagai bentuk batu agar dapat ditata sedemikian rupa sehingga di beberapa sudut benar-benar siku-siku. 
Panjang sisi yang satu dengan sisi yang lain dibuat sama panjang, sehingga tampak bahwa candi Shiva memiliki simetri putar dan simetri lipat. 
Yang lebih mengherankan adalah batu-batu yang disusun bentuknya tidaklah sama, ada yang balok, dan ada yang bentuk lain. Di sekitar candi prambanan saya melihat masih banyak reruntuhan candi yang belum disusun, bentuk potongan batunya tidak sama. Saya tidak tahu kenapa batu-batu itu belum disusun, tetapi saya memahami betapa sulitnya untuk menyusun dan menata kembali batu-batu itu seperti sedia kala.  Dibutuhkan teknik dan keahlian yang tinggi untuk melakukannya. 
Ternyata dijaman yang secanggih ini dengan segala peralatan teknologi yang ada kita masih belum mampu menyusun seluruh candi menjadi bentuk semula. Padahal pada abad IX nenek moyang kita yang belum mengenal teknologi  bisa membuat bangunan secantik candi Prambanan. 
Ternyata dibalik kecantikan prambanan yang bisa kita lihat sekarang ini, ada sejarah panjang dan ada orang-orang hebat yang telah merancang dan membangun candi Prambanan.  Disana ada ilmu pengukuran  dan ketelitian yang tinggi untuk mewujudkannya.
Akhirnya saya dapat menemukan sebuah alasan kenapa saya harus bangga menjadi Indonesia.


0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung, silahkan beri komentar...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan